1. Organisasi Lini (Line Organization)
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah.Meman g bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan. Sebagai contoh, staf spesialis pemeliharaan tidak menciptakan produk, menjual, dan mengelola keuangan.
Organisasi Fungsional.
Organisasi ini memanfaatkan tenaga ahli di dalam bidang khusus semaksimal mungkin, sehingga seorang pekerja dapat saja diperintah oleh lebih dari satu atasan sesuai dengan keahliannya.
Keburukan Struktur Organisasi Garis/Staff dan Fungsional pada Sebuah Perusahaan :
1. Koordinasi di dalam perusahaan tersebut akan sulit di jalankan dan akan selalu mendapatkan hambatan
2. Akan terjadi persaingan jabatan
3. Akan terjadi ketidak harmonisan antara para karyawan di dalam perusahaan tersebut
Organisasi ini memanfaatkan tenaga ahli di dalam bidang khusus semaksimal mungkin, sehingga seorang pekerja dapat saja diperintah oleh lebih dari satu atasan sesuai dengan keahliannya.
Keburukan Struktur Organisasi Garis/Staff dan Fungsional pada Sebuah Perusahaan :
1. Koordinasi di dalam perusahaan tersebut akan sulit di jalankan dan akan selalu mendapatkan hambatan
2. Akan terjadi persaingan jabatan
3. Akan terjadi ketidak harmonisan antara para karyawan di dalam perusahaan tersebut
2 . bagan organisasi dapat diperoleh kegunaan sebagai berikut :
a. dapat untuk mengetahui besar kecilnya organisasi;
b. dapat untuk mengetahui satuan-satuan organisasi apa saja yang ada;
c. dapat untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab;
d. dapat untuk mengetahui perincian aktivitas masing-masing satuan organisasi;
e. dapat untuk mengetahui setiap jabatan yang ada;
f. dapat untuk mengetahui perincian tugas setiap pejabat;
g. dapat untuk mengetahui nama, pangkat, golongan pangkat para pejabat;
h. dapat untuk mengetahui jumlah pejabat;
i. dapat untuk mengetahui foto pejabat;
j. dapat untuk mengetahui kedudukan serta pengelompokan satuan-satuan organisasi;
k. dapat untuk menilai apakah sesuatu organisasi telah menerapkan beberapa asas organisasi
3. perbedaan dan persamaan
Teori moslow
• Aktualisasi diri : mewujudkan potensi diri, pengembangan diri, kreativitas, ekspresi diri
• Penghargaan : Harga diri, dan penghargaan dari orang lain
• Sosial: rasa memiliki, cinta, kebutuhan akan teman, kasih sayang
• Keamanan : aman dari ancaman, bahaya dan kehilangan
• Fisiologis : Kelaparan, kehausan, tempat tinggal
Teori ERG
• Growth(G) :pertumbuhan, kontribusi yang kreatif dan produktif
• Relatedness (R) : keterkaitan, hubungan sosial, antar pribadi
• Eksistensi (E) : makanan, udara, upah, kondisi kerja
4.
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara;
1. Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (prilaku tugas)
2. Tingkat dukungan sosioemosional yang disajikan pemimpin (prilaku hubungan)
3. Tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan bawahan).
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini, terutama dalam memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Merumuskan kedadaan saat ini
Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
Mengembangkan rencana atau serngkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
6. Dari beberapa pengertian pengawasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan/manager untuk mengetahui bahwa pelaksanaan/hasil kerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan akan ditanggulangi. Pengawasan juga dimaksudkan untuk mengetahui dan menunjukkan kelemahan-kelemahan yang ada, agar dapat diperbaiki dan mencegah terulangnya kelemahan-kelemahan tersebut.
Pengawasan pegawai ini mutlak harus dilakukan, mengingat manusia mempunyai sifat salah dan paling tidak sedikit bersifat khilaf. Dan manusia dalam suatu organisasi perlu diawasi bukanlah dimaksudkan untuk mencari siapa yang salah, tetapi untuk mencari dan sekaligus memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada, memperbaiki penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
Tujuan pengawasan adalah :
“1. Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan;
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta azas-azas yang telah diinstruksikan;
3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam pekerjaan;
4. Untuk mengetahui segala sesuatu apakah berjalan efisien;
5. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan, kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan.
Study kasus
berbagai cara menyelesaikan konflik :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
4. Observasi langsung. Tidak semua konflik disuarakan oleh para karyawan. Karena itu ketajaman observasi dari pimpinan akan bisa mengetahui ada tidaknya suatu (sumber) konflik.
5. Kotak Saran. Cara semacam ini banyak digunakan oleh perusahaan atau lembaga-lembaga lain. Cara ini efektif karena para pengadu tidak perlu bertatap muka dengan pimpinan. Bahkan bisa merahasiakan identitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar