Sabtu, 15 Maret 2014

Sekilas Tentang Kota Cianjur

Sejarah Singkat Kota Cianjur 

    Cianjur adalah kota yang berjulukan kota Tauco atau kota beras karena ciri khas nya produksi dikota ini. Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni ngaos, mamaos dan maenpo yang mengingatkan tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup. Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan ke beragamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur ada dari ketiadan yakni sekitar tahun 1677 dimana tatar Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai. Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862.
    
      Mungkin banyak yang tidak tau bahwa wilayah cianjur itu lebih luas daripada ibukota di jawa barat lainnya. menurut penelusuran saya di google dan wikipedia, ternyata luas cianjur itu sekitar 3.432,96 km², sedangkan luas Jakarta adalah 740,28 Km2. berapa kali lipat tuh?? (silahkan dihitung untuk yang jago matematika). dengan luas wilayah yang cukup besar seperti itu harusnya Cianjur bisa mengembangkan diri dan bisa lebih maju.  namun upaya ini masih terbentur dengan kondisi geografis yang bergunung-gunung, bukit-lembah dan terlalu luasnya wilayah.
Cianjur,  dibatasi oleh 2 kabupaten di wilayah utara, yaitu Bogor dan Purwakarta, kemudian Kabupaten Bandung dan Garut menjadi batas di sebelah timur, Kabupaten Sukabumi di sebelah barat, dan tentu saja samudera Hindia di sebelah selatan.  jarak pusat kota cianjur sendiri sebenarnya tidak terlalu jauh dari ibukota propinsi Jawabarat alias Kota Bandung, yakni hanya sekitar 63 km atau kurang lebih 1,5 – 2 jam perjalanan darat. jika ditempuh dari Ibukota Jakarta pun, Cianjur masih rasional untuk didatangi, karena hanya dengan sekitar 3 jam perjalanan darat, warga ibukota sudah bisa menikmati kesejukan suasana cianjur. (tapi itu belum termasuk macet di jalur puncak pas weekend.
   
         Berdasarkan pandangan mata saya di stasiun kereta api, yang berada di pusat cianjur, ketinggian kota ini sekitar 480an mdpl, jika terus naik ke arah cugenang apalagi hingga cipanas, bisa dibilang bahwa cianjur adalah kota berhawa sejuk karena berada di ketinggian diatas 1500mdpl (fyi, titik tertinggi nya adalah 2.962 mdpl yaitu berada di puncak gunung gede).  selain hawanya yang menyegarkan, cianjur juga bebas macet, tidak terlalu banyak angkot seperti kota besar tetangga nya bogor atau bandung. Cianjur memiliki 32 kecamatan yaitu Cianjur, Cugenang, Karangtengah, Ciranjang, Bojongpicung, Sukaluyu, Haurwangi, Mande, Cikalongkulon, Pacet, Cipanas, Sukaresmi, Warungkondang, Gekbrong, Takokak, Cibeber, Cilaku, Campaka, Campakamulya, Sukanagara, Kadupandak, Cijati, Sukanagara, Pagelaran, Pasirkuda, Tanggeung, Cibinong, Leles, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun, serta Naringgu. Mungkin itu saja sekilas singkat tentang kota Cianjur yaitu kota kelahiran saya numpang eksis dikit hohoho .. Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar